Sabtu, 23 Februari 2013

Aroma Terapi Ternyata Berbahaya

Manfaat aroma terapi sebagai media relaksasi tentunya sudah tak diragukan lagi. Namun tahukah Anda jika minyak aroma terapi juga memiliki efek samping bagi kesehatan?
Selain fungsinya yang dapat membantu proses rileksasi pikiran guna meningkatkan kualitas tubuh, minyak aroma terapi mampu memberikan dampak negatif bagi tubuh. Hal tersebut diungkapkan oleh penelitian Chia-Nan University of Pharmacy and Science di Tainan, Taiwan dalam Journal Enviromental Engeneering Science.
Minyak yang kebanyakan di gunakan pada tempat spa tersebut akan mengeluarkan senyawa organik yang mudah menguap dan bercampur dengan udara sehingga membentuk partikel aerosol organik kedua. Partikel tersebutlah yang mampu membuat gejala-gejala tidak menyenangkan pada tubuh. Iritasi mata, hidung, masalah tenggorokan, sakit kepala, mual, hingga kerusakan ginjal dan hati adalah contohnya.
Di lain hal penelitian sebelumnya mengungkapkan, jumlah aerosol organik kedua yang lepas ke udara pada aroma terapi bakar, berbanding lurus dengan minyak aroma terapi. Itulah mengapa kedua jenis aroma terapi tersebut tergolong berbahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak sepertilavender, tea tree, peppermint, lemon dan eucalyptus merupakan jenis minyak yang paling banyak menghasilkan partikel di udara.
Sayangnya dampak aroma terapi bagi keindahan kulit, kekebalan tubuh, dan meningkatkan kualitas tidur, justru belum terbukti secara ilmiah. Meski demikian, para pengguna aroma terapi tetap merasakan keuntungan dari benda tersebut. Hingga kini masih belum dapat dipastikan apakah hal tersebut benar-benar terjadi ataukah hanya sebatas efek sugesti pada diri sendiri, sehingga mereka merasa lebih tenang dan santai setelah menggunakan minyak aroma terapi.

Baca Selengkapnya..

7 GEJALA SINUSITIS

Sinusitis merupakan peradangan pada sinus. Sinus sendiri adalah rongga udara di daerah wajah yang terhubung dengan hidung. Peradangan pada sinus ini menyebabkan penimbunan lendir di rongga sinus dan menjadi media pertumbuhan bakteri. Berikut beberapa gejala  sinusitis yang dapat terjadi : 
  •  Nyeri dan merasa tertekan pada wajah. Nyeri tumpul berdenyut atau tekanan yang merupakan tanda utama sinusitis terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada ujung-ujung saraf di dinding dalam sinus anda. Sinusitis frontalis menyebabkan nyeri dahi atau sakit kepala. Sinusiti maksilaris menyebabkan nyeri pipi yang dapat menjalar ke gigi di rahang atas. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di antara mata. Sinusitis sfenidalis menyebabkan nyeri di belakang mata, di puncak kepala, atau di sepanjang tengkuk.
  • Hidung tersumbat.Pembengkakan selaput hidung dan peningkatan pembentukan lendir menyebabkan anda sulit bernafas melalui hidung. Penyumbatan ini dapat mengenai satu atau kedua sisi hidung.
  • Postnasal Drip. Lendir secara normal mengalir dalam jumlah kecil ke dalam hidung dan turun ke belakang tenggorokan sebelum tertelan. Selama infeksi produksi lendir meningkat, lebih kental dan berwarna kuning atau hijau. Perubahan warna lendir disebabkan oleh campuran bakteri dan sel darah putih, sebagai tanda bahwa tubuh telah melawan infeksi yang berlangsung. Lendir yang kental dan berwarna hijau ini seringkali turun ke tenggorokan dan disebut postnasal drip.
  • Berkurangnya daya penciuman.   Membengkaknya selaput di hidung dapat menghambat molekul bau yang anda hirup mencapai reseptor penciuman sehingga daya penciuman anda menjadi berkurang.
  • Berkurangnya daya pengecap.  Indra pengecapan yang normal bergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Sehingga terganggunya indra penciuman akan menyebabkan berkurangnya fungsi indra pengecap.
  • Napas berbau. Lendir kehijauan yang terinfeksi mengandung bakteri dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk.
  • Batuk. Ketika lendir mengalir ke bagian belakang  tenggorokan,  mungkin akan menentuh pita suara dan memicu respon batuk.  

Baca Selengkapnya..